Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
* Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
* Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (bahasa Inggris: labor-saving technological progress)
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
* Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological progress)
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing ke negara-negara berkembang. Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak investor asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
Barack Obama setelah resmi terpilih menjadi Presiden AS diperingatkan untuk tidak berkunjung ke Indonesia. Ini berkaitan dengan keamanan Presiden terpilih itu yang sudah mulai mendapatkan ancaman pembunuhan.
Anjuran ini diberikan oleh penasihat keamanan dan pihak FBI. Menurut hasil penyelidikan pihak keamanan kepresidenan, di Indonesia masih banyak berkeliaran secara bebas para penembak tersembunyi yang dikhawatirkan mengancam keselamatan Obama.
Pemerintah Indonesia merasa heran dan tersinggung akan adanya warning terhadap Obama ini. Melalui Badan Intelejen Nasional (BIN) pemerintah Indonesia menanyakan kepada pihak FBI, bagaimana FBI bisa menyimpulkan bahwa di Indonesia masih banyak berkeliaran secara bebas para penembak tersembunyi alias sniper?
Atas pertanyaan ini pihak FBI lalu mengirimkan daftar berisi ribuan nama orang yang dicurigai sebagai penembak tersembunyi di Indonesia. Anehnya, kebanyakan pemilik nama itu ada di Jakarta dan Sumatera Utara.
Setelah diteliti oleh pihak BIN, ternyata nama yang disodorkan oleh FBI itu semuanya nama-nama suku Batak. Lho, kok bisa? Semua nama yang dicurigai sebagai penembak tersembunyi itu tak lain adalah nama-nama dengan nama belakang marga: SIANIPAR.
FBI membaca nama mereka sebagai SNIPER...